Jakarta – Putra Sampoerna Fondation (PSF) mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk ikut berkontribusi dalam memajukan pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan melalui kolaborasi lintas sektor melalui penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
“Melalui penerapan prinsip ESG, PSF berupaya memperluas kolaborasi lintas sektor untuk menjawab tantangan ini dan memastikan bahwa pendidikan tidak hanya fokus pada peningkatan kapasitas akademik, tetapi juga membangun karakter generasi yang siap menghadapi masa depan,” kata Direktur Senior Putera Sampoerna Foundation Elan Merdy di Jakarta Selatan, Kamis (3/10/2025).
Elan menilai, pendidikan adalah investasi jangka panjang yang menentukan kualitas suatu bangsa. Namun, sampai saat ini Indonesia masih menghadapi tantangan nyata, mulai dari akses hingga kualitas pembelajaran. Oleh karena itu diperlukan kolaborasi lintas sektor.
Peningkatan akses dan kualitas pembelajaran Melalui dorongan dari PSF, diharapkan sinergi lintas sektor ini tidak hanya berhenti pada wacana, tetapi mampu membawa perubahan signifikan bagi masa depan pendidikan di Indonesia. Mulai dari peningkatan akses dan kualitas pembelajaran, penguatan kapasitas guru, hingga memastikan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat serta dunia industri yang terus berkembang. “Kami percaya bahwa sinergi antara dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat merupakan kunci untuk menciptakan perubahan nyata dalam mewujudkan pendidikan yang relevan dan berkelanjutan,” ucap Elan. Meski memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan dan pendidikan, ternyata dalam praktiknya, masih banyak korporasi baik umum maupun swasta yang belum memahami penerapan ESG.
Oleh karena itu, dalam implementasinya, PSF menyelenggarakan workshop ESG-Driven Education Impact dengan tema “Driving Impactful and Sustainable Change Through Education with ESG”. Menurut Head of Program Development and Guru Binar Putera Sampoerna Foundation Juliana, acara ini bertujuan agar pelaku industri dan korporat dapat mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan pendidikan yang berkelanjutan. “Acara ini kami adakan dengan tujuan agar para ahli, pelaku industri dan korporat, serta pelaku pendidikan dari latar belakang yang berbeda-beda bisa saling berbagi sekaligus memetakan apa yang bisa kita lakukan bersama-sama untuk menciptakan transformasi pendidikan berkelanjutan,” ujar Juliana. “Saya melihat bahwa tidak sedikit korporasi yang masih berpikir secara segi finansial dan bukan segi dampaknya,” lanjutnya.
Guru wujudkan pendidikan yang berkualitas dan berkelanjutan Pembicara dalam workshop yakni Maria R. Nindita Radyati selaku Pendiri Institute for Sustainability and Agility (ISA) menegaskan bahwa ESG menjadi jembatan penting dalam memperkuat pendidikan sebagai salah satu agenda Sustainable Development Goals (SDGs) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Guru, menurut Maria, menjadi jembatan penting untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan berkelanjutan.
“Selain memiliki kompetensi sosial, kompetensi hijau (green skills) juga sangat penting dimiliki oleh para guru zaman sekarang,” kata Maria.
“Ini tidak hanya mencakup pengolahan limbah dan optimalisasi sumber daya atau sumber energi saja, tetapi juga mencakup literasi digital, pengaplikasian model bisnis sirkular, serta penerapan kebijakan hijau,” lanjut dia. Oleh karena itu, Maria menilai kolaborasi antar-perusahaan-perusahaan publik ataupun swasta dengan beberapa pemangku kepentingan terkait sangat diperlukan untuk memperkuat peran pendidikan melalui pendekatan ESG. Harapannya, pendidikan tidak lagi dipandang sebagai isu sektoral belaka, melainkan sebagai motor penggerak pembangunan berkelanjutan yang berdampak bagi semua pihak. Termasuk yang tinggal di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Acara ini melibatkan 16 perusahaan, baik BUMN maupun swasta, yang dihadiri oleh para praktisi ESG dan CSR dari berbagai sektor untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, serta strategi kolaboratif.
Mereka menunjukkan komitmen bersama untuk menjadikan pendidikan sebagai bagian penting dari pembangunan berkelanjutan.